Rafselia, Sosok yang Peduli Terhadap Lingkungan dan Edukasi

Banyaknya isu lingkungan yang ada di Indonesia, tidak terlalu banyak terekspos di antara para pemuda pemudi di Indonesia, terutama Pekanbaru. Tapi tenyata, ada salah satu perempuan di Pekanbaru yang aktif mengkampanyekan isu konservasi satwaliar.

Rafselia Novalina, adalah seorang wanita kelahiran tahun 1990. Ia lahir di Sijunjung, Sumatra Barat, dan kini sudah 3.5 tahun di Pekanbaru. Saat ini beliau aktif bekerja di World Wildlife Fund (WWF) pada sub divisi konservasi satwa liar. Sebelumnya ia menempuh pendidikan di Universitas Andalas jurusan agribisnis dari tahun 2008 sampai dengan 2012. Ilmu yang diperolehnya tersebut dapat ia aplikasikan ketika menjadi volunteer di WWF, yakni peneliti temporary divisi kelapa sawit.

noname
 
Pada tahun 2012 hingga 2013, Rafselia memutuskan untuk bergabung menjadi Pengajar Muda selama 1 tahun di Indonesia Mengajar. Lokasi penempatan beliau berada di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Setelah berakhirnya masa penugasan sebagai Pengajar Muda, ia kembali bekerja sebagai staf peneliti di WWF. Kali ini di bagian divisi wildlife, sebagai “Program Support Officer at the Tiger Habitat Conservation Program” (Staf Program Konservasi Habitat Harimau). Tugas saat ini adalah memonitor team untuk perlindungan harimau Sumatera, advokasi ke pemerintah, dan pengembangan masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Prosesnya meliputi perencanaan, implementasi program, dan pelaporan kegiatan.

noname

Sebagai peneliti, Rafselia sedang dalam proses menerbitkan karya tulis tentang konflik manusia dan hewan, terutama gajah dan harimau Sumatera. Ketertarikan lainnya di bidang edukasi mendorongnya menciptakan output yang dapat diaplikasikan di bidang pengajaran dan kesadaran lingkungan hidup.


Sambil menekuni pekerjaan, ia masih menyempatkan diri untuk melakukan hobinya, yaitu berlari. Rafselia dan teman-temannya juga membentuk komunitas berlari yaitu @wander.running pada bulan Februari 2018. Selain berlari, komunitas Wander melakukan side project kolaborasi dengan WWF yang keuntungannya dipergunakan untuk konservasi lingkungan.

noname

Rafselia bercerita, bahwa pertama kali ia mengikuti marathon adalah di Bali Run 2016 dengan jarak tempuh 42 km. Dari acara tersebut, terdapat pengumpulan donasi yang dilakukan oleh WWF di kitabisa.com mengenai kampanye konservasi harimau Sumatera. Hasil dari pengumpulan donasi dipergunakan untuk pengembangan daerah Suaka Margasatwa Rimbang Baling, Riau, sekitar 97 km dari Pekanbaru. Maka dibuatlah “floating library” di daerah tersebut, yaitu perpustakaan mengapung di atas perahu yang dapat diakses warga. Sejak Januari 2018, memang sudah ada kerjasama dengan Sekolah Dasar setempat untuk kegiatan edukasi di bidang lingkungan hidup.

noname

Semua yang ia lakukan saat ini merupakan inspirasi dari Neneng Setianingsih, penulis buku yang berjudul “the Journal”. Di buku tersebut menceritakan seorang perempuan yang melakukan solo backpackers keliling dunia pada tahun 1990-an dalam misi konservasi lingkungan.

noname

Rafselia berharap perempuan di Indonesia khususnya Pekanbaru, berani meraih mimpinya dan tidak takut menjadi minoritas di suatu lingkungan yang digeluti. Di bidang konservasi yang saat ini ia lakukan, jumlah perempuan masih sedikit, karena kecemasan berkenalan dengan orang baru dan proses adaptasi yang cukup sulit. Ia juga berpesan untuk terus menantang diri sendiri menjadi pribadi yang lebih baik.
Ingin usaha BroSis di-review? Silakan baca Want Us To Write About You?
Punya informasi dan saran untuk membuat BroSisPKU lebih baik? Silakan hubungi kami via email [email protected].
Share Artikel ini:

Admin @BroSisPKU

Programmer yang menyenangi traveling dan kulineran. Memulai Instagram @BroSisPKU sejak 5 Oktober 2014 dan belum berniat berhenti posting hingga hari ini. Bermimpi keliling dunia tapi gak lupa mengangkat nama Pekanbaru juga. Ayok kita kemana?
0 Pesan
Pesan